Waduk Jatiluhur adalah waduk yang membendung aliran sungai Citarum. Sungai Citarum adalah sungai terbesar di Jawa Barat yang membentang dari gunung Wayang Kabupaten Bandung (hulu) dan bermuara di ujung Karawang ( hilir). Bangungan utama waduk atau bendung terbuat dari tumpukan batu dengan inti tanah liat kedap air, bendungan ini termasuk dalam jenis rockfill dengan inti rapat air dari tanah liat. Dimensi waduk ; lebar puncak 10 m, lebar dasar 600 m, tinggi maksimum 105 m, panjang puncak 1220 m. Selain bersumber dai sungai Citarum waduk juga mendapat air dari sumber-sumber setempat yang berupa aliran-aliran sungai di daerah sakitar waduk.Waduk ini bersumber dari aliran Sungai Citarum dan selain aliran sungai Citarum juga mendapat suplay dari sumber-sumber setempat. Selain itu curah hujan di wilayah Jawa Barat juga sangat berpengaruh pada jumlar air yang masuk di Waduk ini.
Untuk mengelola air dengan volume yang besar tersebut dibutuhkan pengelolaan yang terstruktur dengan baik pula. Operasi pemeliharaan dan pengelolaan jaringan irigasi di Jatiluhur dilakukan oleh perusahaan di bawah kementrian BUMN, yaitu PERUM JASA TIRTA II. Untuk mengalirakan air dari waduk menuju daerah irigasi dibangun bangunan-bangunan pendukung dan bangunan-bangunan pembawa sampai pada petak tersier. Selain untuk irigasi waduk ini juga dimanfaatkan sebagai pembangkit listri tenaga air. Daya terpasang Pembangkit Tenaga Listrik Tenaga Air (PLTA) Ir. H. Djuanda di Jatiluhur antara tahun 1994 s/d 1998 telah ditingkatkan (uprating) dari 150 MW menjadi 187 MW. Produksi listrik rata-rata dalam satu tahun sebesar 900 juta kWh, sebagian untuk memenuhi kebutuhan sendiri dan pengembangan usaha, sedangkan sisanya dijual PT. PLN (Persero), melalui tenaga 150 kV dan 70 kV. PJT II tidak menyalurkan langsung hasil produksi listriknya kepada para pemanfaatan (konsumen). Selain itu pada sistem pengairan terdapat banyak bangunan terjun dengan potensi mikro hydro antara 50 kVA sampai 5000 kVA.
Untuk mengelola air dengan volume yang besar tersebut dibutuhkan pengelolaan yang terstruktur dengan baik pula. Operasi pemeliharaan dan pengelolaan jaringan irigasi di Jatiluhur dilakukan oleh perusahaan di bawah kementrian BUMN, yaitu PERUM JASA TIRTA II. Untuk mengalirakan air dari waduk menuju daerah irigasi dibangun bangunan-bangunan pendukung dan bangunan-bangunan pembawa sampai pada petak tersier. Selain untuk irigasi waduk ini juga dimanfaatkan sebagai pembangkit listri tenaga air. Daya terpasang Pembangkit Tenaga Listrik Tenaga Air (PLTA) Ir. H. Djuanda di Jatiluhur antara tahun 1994 s/d 1998 telah ditingkatkan (uprating) dari 150 MW menjadi 187 MW. Produksi listrik rata-rata dalam satu tahun sebesar 900 juta kWh, sebagian untuk memenuhi kebutuhan sendiri dan pengembangan usaha, sedangkan sisanya dijual PT. PLN (Persero), melalui tenaga 150 kV dan 70 kV. PJT II tidak menyalurkan langsung hasil produksi listriknya kepada para pemanfaatan (konsumen). Selain itu pada sistem pengairan terdapat banyak bangunan terjun dengan potensi mikro hydro antara 50 kVA sampai 5000 kVA.
jatiluhur...
BalasHapus