Glepung dan Butiran

Tanggal 17 Sebtember 2009, abis dari tempat temen ikut pengajian peringatan 40 harian meninggalnya bapak temen, trus pulang kekampus untuk selanjutnya melanjutkan perjalanan ke pengajian berikutnya, pengajian 17an atau mocopat syafaat jamah mai’yah pimpinan Cak Nun. Niatnya Cuma mau ndengerin konser Solawatannya aja, tapi ternyata banyak ilmu yang disebar disini. Konsep yang ditawarkan adalah jamaah maiyah yang artinya jamaah dengan konsep kebersamaan. Dalam pengantarnya Cak Nun menyampaikan suatu konsep dalam hidun ini yaitu dengan perumpamaan gelepung dan butiran. Gelepung suatu bahan makanan dasar yang di buat dari butir-butir beras keduanya sangat terkait satu sama lain, butiran dengan glepung duluan mana?? Konsep teori ini memberi pemahaman tentang bagaimana dalam hidup kita harus pintar-pintar membedakan antara glepung atau butiran.Pintar mengidentifikasi masalah yang di kategorikan masuk pada glepung atau butiran. Konsep glepung adalah konsep yang sangat dasar dari suatu yang dilakukan oleh manusia, ibarat kain glepung adalah kain putih sedangakan konsep butiran adalah suatu pengambangan dari bahan dasar glepung di ibaratkan pesil yang menggambari kain putih tadi. Tapi butiran tidak akan selamanya abadi dikarenakan kebasian yang mungkin sangat timbul karena kebosanan ataupun karena kemajuan yang menuntut dilahirkannya butiran baru. Untuk itu jika butiran sudah mulai basi maka harus kita glepung lagi untuk mendapatkan butiran yang baru. Menghapus tulisan dikain putih dan menggantinya dengan tulisan baru. Ternyata konsep ini dapat dimasukkan kedalam konsep hidup di berbagai bidang dan sisi. Pada intinya adalah semuanya memiliki masa yang jika telah tiba pada waktunya masa ini berakhir hanya terdapat dua pilihan antara membuat sesuatu itu menjadi hal yang baru dengan konsep glepung dan butiran tadi atau kita akan tetap berjalan dengan sesuatu yang sudah berganti masanya tapi tetap kita pakai. Walau pun kita berjalan pada jalan kebasian.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar